Setiap Muslim tentu mendambakan bisa membaca Al-Qur’an dengan fasih dan benar, persis seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Namun, pernahkah terlintas di benak Anda, bagaimana bacaan mulia ini bisa sampai kepada kita dengan begitu terjaga? Jawabannya terletak pada sebuah sistem transmisi ilmu yang luar biasa, yang dikenal sebagai sanad. Dalam artikel ini, kita akan mengenal tokoh-tokoh kunci dalam jalur sanad Qira’at ‘Asyrah, sebuah perjalanan spiritual dan intelektual yang menakjubkan.
Memahami Apa Itu Qira’at ‘Asyrah dan Sanadnya
Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Qira’at ‘Asyrah. Secara sederhana, Qira’at ‘Asyrah adalah sepuluh macam cara membaca Al-Qur’an yang semuanya berasal dari Rasulullah SAW dan telah diakui kebenarannya oleh para ulama. Perbedaan dalam Qira’at ini bukanlah sebuah kesalahan, melainkan sebuah kekayaan dan kemukjizatan Al-Qur’an itu sendiri, yang diturunkan dalam tujuh huruf (sab’atu ahruf).
Lalu, bagaimana kita bisa yakin bahwa Qira’at yang kita pelajari hari ini benar-benar asli? Di sinilah peran sanad menjadi sangat vital. Sanad adalah mata rantai para perawi (guru) yang bersambung secara terus-menerus hingga sampai kepada Rasulullah SAW. Ibarat sebuah silsilah keluarga, sanad memastikan bahwa ilmu yang kita terima tidak terputus dan terjaga otentisitasnya dari generasi ke generasi. Mempelajari Al-Qur’an dengan sanad berarti kita menerima bacaan dari seorang guru, yang gurunya juga menerima dari gurunya, dan begitu seterusnya hingga sumber utamanya, yaitu Nabi Muhammad SAW.
Tokoh-Tokoh Sentral dalam Periwayatan Qira’at ‘Asyrah
Dalam lautan ulama yang menjadi penjaga Al-Qur’an, ada beberapa nama yang bersinar paling terang sebagai pilar utama Qira’at ‘Asyrah. Mengenal tokoh-tokoh kunci dalam jalur sanad Qira’at ‘Asyrah ini akan menambah kecintaan dan penghargaan kita terhadap Al-Qur’an.
1. Imam Nafi’ al-Madani (W. 169 H)
Beliau adalah salah satu imam qira’at yang paling masyhur dari Madinah. Imam Nafi’ belajar dari 70 orang tabiin, yang sebagian besar dari mereka belajar langsung dari para sahabat Nabi. Dua perawi utamanya yang sangat terkenal adalah Qalun dan Warsy. Bacaan Imam Nafi’ riwayat Warsy, misalnya, sangat populer dan banyak digunakan di negara-negara Afrika Utara.
2. Imam Ibnu Katsir al-Makki (W. 120 H)
Bukan, ini bukan Ibnu Katsir sang ahli tafsir, melainkan seorang imam qira’at agung dari Makkah. Beliau belajar dari para sahabat Ibnu Abbas, yang merupakan salah satu sahabat Nabi yang paling alim. Dua perawi utamanya adalah Al-Bazzi dan Qunbul.
3. Imam ‘Ashim al-Kufi (W. 127 H)
Inilah imam yang qira’atnya paling banyak digunakan oleh umat Islam di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kita semua akrab dengan riwayat Hafs dari ‘Ashim. Imam ‘Ashim memiliki dua murid utama yang meriwayatkan qira’atnya, yaitu Syu’bah dan Hafs. Keakuratan dan ketelitian Hafs dalam meriwayatkan bacaan gurunya menjadikannya riwayat yang paling populer.
Selain tiga nama besar di atas, masih ada tujuh imam lainnya yang melengkapi Qira’at ‘Asyrah, yaitu Abu ‘Amr al-Bashri, Ibnu ‘Amir asy-Syami, Hamzah al-Kufi, Al-Kisa’i al-Kufi, Abu Ja’far al-Madani, Ya’qub al-Hadhrami, dan Khalaf al-Bazzar. Masing-masing memiliki jalur sanad emas yang terjaga hingga kini.
BACA JUGA: 5 Cara Efektif Berinteraksi dengan Al-Qur’an agar Meresap ke Hati dan Jiwa
Menyambungkan Sanad Anda Sendiri di Era Modern
Mungkin Anda berpikir, “Apakah mungkin di zaman sekarang ini saya atau anak saya bisa memiliki sanad Al-Qur’an yang bersambung hingga Rasulullah?” Jawabannya adalah, sangat mungkin! Semangat para ulama terdahulu dalam menjaga kemurnian Al-Qur’an terus diwariskan hingga hari ini. Salah satu pewaris sanad emas itu adalah almarhum Syekh Ali Jaber, seorang ulama yang mendedikasikan hidupnya untuk Al-Qur’an.
Kini, warisan mulia itu dilanjutkan melalui Pesantren Tahfidz Qur’an (PTQ) Syekh Ali Jaber. Ini bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan generasi masa kini dengan generasi terbaik umat ini. Kami mengajak Anda untuk mendaftarkan putra-putri tercinta menjadi bagian dari para penjaga Al-Qur’an.
Di PTQ Syekh Ali Jaber, kami tidak hanya mendidik santri untuk hafal, tetapi juga untuk memahami dan mengamalkan Al-Qur’an dengan metode yang teruji dan kurikulum yang unggul:
- Kurikulum Menghafal Al-Qur’an Dalam Setahun: Dengan program yang intensif dan terstruktur, kami membimbing para santri untuk dapat menyelesaikan hafalan 30 juz hanya dalam waktu satu tahun.
- Metode Otak: Kami menggunakan pendekatan inovatif yang mengoptimalkan fungsi otak kanan dan kiri, sehingga proses menghafal menjadi lebih mudah, cepat, dan lekat dalam ingatan.
- Hafalan Syarah Matan Tajwid: Santri tidak hanya hafal Al-Qur’an, tetapi juga menguasai dasar-dasar ilmu tajwid melalui hafalan matan-matan penting seperti Matan Al-Jazariyah, yang menjamin kualitas bacaan mereka.
- Ijazah Al-Qur’an Bersanad ke Rasulullah SAW: Inilah keistimewaan utama kami. Lulusan yang memenuhi kualifikasi akan mendapatkan ijazah sanad, yang secara resmi menyambungkan bacaan mereka dengan sanad guru-guru kami hingga sampai kepada Rasulullah SAW. Ini adalah sebuah kehormatan dan tanggung jawab yang tak ternilai.
- Kesempatan Pengambilan Sanad di Madinah: Bagi santri-santri terbaik, kami memberikan kesempatan emas untuk mengambil sanad langsung di kota Nabi, Madinah Al-Munawwarah, sebuah pengalaman spiritual yang akan mengubah hidup mereka.
Jangan biarkan kesempatan emas ini berlalu. Jadikan putra-putri Anda sebagai keluarga Allah (ahlullah) dengan mendaftarkan mereka di Pesantren Tahfidz Qur’an (PTQ) Syekh Ali Jaber. Mari bersama-sama kita lahirkan generasi Qur’ani yang akan menjadi cahaya bagi umat.